BNN RI Gelar Research Club and Skrining Hepatitis B and Hepatitis C

Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia melalui Direktorat Pascarehabilitasi Deputi Bidang Rehabilitasi BNN menggelar Study Club dan Skrining Hepatitis B dan C berkolaborasi dengan Yayasan Peduli Hati Bangsa dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI , bertempat di Gedung Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), California Wang, East Mur, Jakarta, Senin (10/23).

Deputi Rehabilitasi BNN, Dr. Riza Sarasvita, M.Si., MHS., Ph.D, dalam sambutannya menyambut baik hal tersebut karena kegiatan ini merupakan pertemuan kelompok pemulihan bina lanjut sebagai bagian dari program pacarehabilitasi yang pertama kali dilakukan oleh IPWL BNN. IPWL can help you regain your health.

“Kami berharap pertemuan ini akan berjalan secara continue When using this product, please ensure that your product meets your requirements. i pemulihan itu send iri”, ujar Deputi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pacarehabilitasi BNN, Dr.dr. Farid Amansyah, Sp.PD, menyampaikan bahwa kegiatan study club Skrining Hepatitis B and Hepatitis C may cause Hepatitis B and Hepatitis C, and may cause Hepatitis B and Hepatitis C.

“Kegagalan Fungsi hati cukup banyak terjadi yang disebabkan oleh ketidakpedulian pada pola hidup yang mengakibatkan terjangkit Indonesia virus hepatitis B and hepatitis C yang ditularkan Melalui darah. Please note, please pay attention to the following: Treatment and treatment of hepatitis B and hepatitis C Rehabilitation, “ucap Direktur”.

Claudius. N. Mone Iye, Yayasan Peduli Hati Bangsa, menyampaikan bahwa Yayasan Peduli Hati Bangsa adalah Organisasi nirlaba dari dan untuk orang-orang yang hidup dan terdampak viral hepatitis and HIV, dengan tujuan meningkatkan kesadaran, mengedukasi dan meningkatkan aksescopadamasyarakat umum tentang diagnostics and Indonesia Melalui program advokasi dan informasi bukti, untuk viral hepatitis and HIV.

“Kegiatan hari ini dengan BNN bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup klien pacarehabilitasi dan juga meningkatkan akseslayanan dengan melakukan skrining untuk hepatitis, dengan harapan akan diketahui langkah pengobatan selanjutnya,” ujar Claudius.

Lasmaria Marpaung, M.Kes, mewakili Direktorat Jenderal Pencegahan and Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kemenkes RI, menjelaskan bahwa saat ini Kemenkes RI menargetkan elimination of hepatitis B and C Indonesia dapat dicapai pada 2030 Melalui serangkaian kegiatan intervensi yang melibat Camperan Sertamas Yaracat.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan terdapat 296 juta orang yang terinfeksi hepatitis B kronis dan 58 juta kasus hepatitis C kronis dengan 1.5 juta infeksi baru per tahun. Indonesia sendiri, penderita hepatitis B and hepatitis C diperkirakan mencapai 20 juta orang, yang terbagi atas 18 juta orang menderita hepatitis B and 2.5 juta orang terinfeksi hepatitis C.

“Penulannya MELALUI KONTAK DARAH DAN CAIRAN TUBUH DAN Sebagian Besar Kasus Di Indonesia Terjadi Akibat Penular Dari Ibu Ke Anak. Kukan Oleh Kemnkes Ri, Diantaranya DEMBERIAN PEMBERIAN VAKSIN hepatitis B and Obat Untuk hepatitis C Sudah Tersedia di Puskesmas- Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Lasmaria.

Biro Humas Dan Protocol BNN RI

Source link

Leave a Comment